FADHILAH, AYU NURIYATUL (2022) OPTIMASI PEMBUATAN INDIKATOR ALAMI PENDETEKSI BORAKS MENGGUNAKAN EKSTRAK JANTUNG PISANG (Musa acuminata x Musa balbisiana). Skripsi thesis, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
1. HALAMAN DEPAN (5).pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (407kB)
2. ABSTRAK (6).pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (93kB)
3. BAB I (6).pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (90kB)
8. DAFTAR PUSTAKA (7).pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (96kB)
Abstract
Ayu Nuriyatul Fadhilah
Boraks merupakan BTP (Bahan Tambahan Pangan) yang dilarang digunakan meskipun
dalam kadar rendah. Terdapat konsentrasi boraks yang dapat menyebabkan keracunan yaitu 20-
150 mg/l. Nevrianto (1991) dalam (Nastiti, et al., 2020) menyebutkan bahwa efek negatif yang
ditimbulkan boraks akan berjalan lama meskipun digunakan dalam jumlah sedikit. Jika tertelan,
boraks dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, ginjal dan hati Makanan yang mengandung
boraks sulit dibedakan dengan panca indera, sehingga memerlukan uji khusus agar dapat
mengetahui adanya boraks atau tidak dalam makanan seperti indikator. Indikator merupakan
sesuatu atau variabel yang dapat menunjukkan ataupun mengindikasikan kepada penggunaannya
tentang kondisi tertentu, sehingga digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi.
Sehingga pemeriksaan boraks ini menjadi sangat penting untuk menjamin keamanan
produk pangan yang dikonsumsi masyarakat dikarenakan makanan yang mengandung boraks
sulit dibedakan dengan panca indera. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk
mendeteksi adanya boraks dalam makanan, seperti Yuliantitni (2019) mendeteksi boraks
menggunakan antosianin dari bunga telang. Antosianin merupakan golongan senyawa kimia
organik yang dapat larut dalam pelarut polar, serta bertanggung jawab dalam memberikan warna
oranye, merah, ungu, biru, hingga hitam pada tumbuhan tingkat tinggi seperti: bunga, buahbuahan, biji-bijian, sayuran, dan umbi-umbian.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa antosianin dapat digunakan
untuk mendeteksi adanya boraks dalam makanan. tetapi pemanfaatan antosianin masih jarang
digunakan terutama untuk deteksi boraks. Sedangkan Indonesia mempunyai banyak tanaman
atau bahan alam yang mengandung senyawa antosianin salah satunya yaitu jantung pisang.
Jantung pisang merupakan ujung bunga pisang yang tersisa dan harus dibuang saat bagian
lainnya bertumbuh menjadi pisang, agar tidak menghambat pertumbuhan dan mencegah
penyakit pisang sehingga dianggap limbah (Karyono, 2015 dalam Hastanto, 2015). Jantung
pisang adalah sumber antosianin yang baik, yang terlihat dari warnanya yang keunguan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah antosianin dari jantung pisang dapat digunakan
sebagai indikator untuk mendeteksi adanya boraks.
Penelitian ini dilakukan ekstraksi jantung pisang dengan metode maserasi selama 6 jam
menggunakan pelarut methanol yang di asamkan dalam 1% HCl, kemudian dilakukan beberapa
optimasi meliputi optimasi panjang gelombang maksimum, optimasi volume reagen jantung
pisang, optimasi pH, optimasi waktu pengukuran dan dilakukan validasi metode dengan
parameter linieritas, LOD dan LOQ, selektivitas, serta presisi. Hasil penelitian diperoleh nilai
panjang gelombang maksimum yang bertujuan untuk mendapatkan nilai absorbtifitas yang
memberikan sensitifitas pengukuran tertinggi, diperoleh hasil panjang gelombang maksimum
yaitu 515.5 nm, sehingga hasil yang didapat digunakan untuk perlakuan selanjutnya. Perlakuan
selanjutnya yaitu optimasi volume reagen jantung pisang diperoleh hasil 3 ml reagen jantung
pisang dengan absorban 0.7787, optimasi pH diperoleh pH 2 dengan absorban 0.8071, optimasi
waktu pengukuran diperoleh waktu pengukuran selama 1 menit dengan absorban 0.7675. Setelah
didapat hasil optimasi dilakukan validasi metode dengan beberapa parameter, yaitu Linieritas
dengan hasil y = 0.0679x + 0.3292 dan nilai r 0.9991, hasil uji LOD sebesar 6.18 ppm dan uji
LOQ sebesar 18.74 ppm, uji selektivitas didapatkan hasil bahwa ekstrak jantung pisang selektif
untuk mendeteksi boraks, dan hasil uji presisi memenuhi persyaratan dengan nilai RSD <2%
yaitu 0.374%.
Dari penelitan ini dapat disimpulkan bahwa antosianin dari ekstrak jantung pisang dapat
digunakan sebagai indikator untuk deteksi boraks. Berdasarkan dari hasil uji pada penelitian ini
disarankan melakukan pengujian ekstrak jantung pisang sebagai deteksi boraks dengan sampel
(makanan)
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RS Pharmacy and materia medica R Medicine > RV Botanic, Thomsonian, and eclectic medicine |
Divisions: | Fakultas Sains dan Kesehatan (FSK) > Farmasi (S1) |
Depositing User: | Ilham Komarudin PERPUS |
Date Deposited: | 17 Nov 2022 07:06 |
Last Modified: | 17 Nov 2022 07:06 |
URI: | https://repository.unipasby.ac.id/id/eprint/1516 |