MAKSUM, MUKHAMMAD (2020) PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (MUSA ACUMINATA BALBISIANA) MENJADI BIOETANOL DENGAN BANTUAN SACCHAROMYCES CEREVISIAE. Skripsi thesis, Universitas PGRI Adibuana Surabaya.
1. Halaman Depan.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (711kB)
2. Abstrak-dikonversi.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (34kB)
3. BAB I-dikonversi.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (77kB)
8. Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
is pisang yang sering di konsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah pisang
kepok (Musa Acuminata Balbisiana). Limbah kulit pisang dibuang begitu saja
tanpa adanya pengolahan, sehingga akan menyebabkan bau yang tidak sedap dan
menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar. Saat ini limbah kulit pisang dapat
dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan bioethanol maupun karbon aktif.
Kulit pisang kapok sendiri memiliki kandungan karbohidrat sebesar 9,80% sampai
14,19% (Safitrah, 2017). Dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi,
kulitpisang kapok dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku bioethanol
dengan proses hidrolisis dan fermentasi dengan bantuan Saccharomyces
Cerevisiae. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
nutrisi untuk mikroba dan penambahan berat ragi (Saccharomyces Cerevisiae)
serta meningkatkan kadar bioetanol yang dihasilkan.
Penelitian ini akan ada beberapata hapan yaitu, persiapan, hidrolisis dan
fermentasi dengan menggunakan ragi Saccharomyces Cerevisiae. Variasi
penelitian: Berat nutrisi 6gr :beratragi 0,06gr; beratnutrisi 12gr : beratragi 0,12gr;
berat nutrisi 12gr : beratragi 0,18gr; berat nutrisi 24 : beratragi 0,18; berat nutrisi
24gr : berat nutrisi 0,18gr. Dengan berat pati kulit pisang kapok setiap pengolahan
5gr. Fermentasi dilakukan selama 144 jam. Analisis kadar alcohol dilakukan
setelah proses fermentasi selesai dengan metode gravimetric (piknometer) dan GC
(Gas Chromatography). Hasil kadar etanol tertinggi adalah 15,05% terdapat pada
variable dengan menggunakan ragi 0,12 gr dannutrisi (urea dan ZA) masingmasing 12 gr. Sedangkan yang terendah adalah 12,92% pada variable dengan
penimbangan ragi 0,24 gr dan nutrisi (urea dan ZA) masing-masing 12 gr.
Penambahan ragi pada proses fermentasi cenderung menurunkan kadar etanol
yang dihasilkan apabila tidak diimbangi dengan nutrisi yang ada.
Kata Kunci : Bioetanol, Fermentasi, Hidrolisis, Kulit Pisang, Saccharomyces
Cerevisiae
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik (FT) > Teknik Lingkungan (TL) |
Depositing User: | Kadek Ayu PERPUS |
Date Deposited: | 06 Dec 2022 06:18 |
Last Modified: | 20 Dec 2022 11:40 |
URI: | https://repository.unipasby.ac.id/id/eprint/2268 |