PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVTY BASED COSTING (ABC) DI CV.SAVANNAH RATTANINDO SIDOARJO

Rahma Danar Surya Megantara, 2020, “Penerapan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Activity Based Costing (ABC) Di CV Savannah Rattanindo Sidoarjo”, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Dosen Pembimbing : Drs Djoko Adi Walujo.,ST., M.M.,DBA. Dosen Pendamping : Yitno Utomo.,ST.MT.
Pada era globalisasi saat ini perkembangan dunia bisnis dari tahun ke tahun berkembang cukup pesat. Tuntutan dari masyarakat global yang bervariatif membuat banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan baru untuk memenuhi semua kebutuhan dan permintaan dari masyarakat global. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode Activity Based Costing (ABC) pada CV.Savannah Rattanindo dan untuk mengetahui apakah metode Activity Based Costing (ABC) efisien diterapkan pada CV.Savannah Rattanindo.
Penelitian ini dirancang menggunakan analisa Activity Based Costing (ABC). Dengan sampel penelitian menggunakan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik yang diambil dari proses produksi kursi dengan kurun waktu 1 bulan sebelum penelitian. Dan metode pengumpulan data berupa dokumentasi.
Hasil penelitian ini diperoleh perhitungan harga pokok produksi pada bulan Maret tahun 2020 menggunakan sistem Activity Based Costing pada produk kursi CV.Savannah Rattanindo mendapat jumlah sebesar Rp.67.450.983 dan HPP per unit sejumlah Rp.129.961. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) sangat efisien, diterapkan karena hasil perhitungan dengan metode konvesional mendapatkana hasil perhitungan sebesar Rp.70.069.935, sedangkan pada perhitungan Harga pokok produksi dengan menggunakan sistem Activity Based Costing mendapatkan hasil sejumlah Rp.67.450.983. Pada perhitungan sistem Activity Based Costing mendapatkan nilai lebih kecil daripada sistem Konvesional Pada kedua sistem ini terdapat selisih sebesar Rp.2.618.952 atau selisih overcost sejumlah 4%.
Kata kunci: Harga Pokok Produksi, Activity Based Costing.