Pengaruh Permainan Lego Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok A TK Amanda Cipta Menanggal II No.01 Surabaya

Alus,Imelda. 2019. Pengaruh Permainan Lego Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok A TK Amanda
Cipta Menanggal II No.01 Surabaya Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini. Pembimbing Aisyah, S.Psi., M.Pd dan Isabella Hasiana,
S.Psi., M.Psi.
Kata Kunci: Alat Permainan Lego, Perkembangan Motorik
Halus Anak.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan
pembelajaran yang masih klasikal dan kurang
mengembangkan kemampuan kreativitas anak, serta
kurangnya alat permainan edukatif untuk mengembangkan
kreativitas anak kelompok A TK Amanda Cipta Menanggal II
No.II Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Pengaruh Permainan Lego Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Kelompok A TK Amanda Cipta
Menanggal II No.II Surabaya. Alat permainan edukatif Lego
merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan
kemampuan motorik halus anak dengan cara yang efektif dan
menyenangkan.
Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 25
anak usia 4-5 tahun. Adapun teknik sampel yang dilakukan
adalah dengan menggunakan pre-test dan post-test.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan instrumen tes,
observasi, serta dokumentasi yang dianalisis dengan
rancangan pre-experimen the one group pretest-posttest.
Peneliti menggunakan One-Sample Test dengan
Spss versi 20. Ini bisa membantu peneliti menemukan t hitung
yang diambil secara langsung dari posttest yang telah dibuat
oleh peneliti. Dilihat dari Rumus excel yang kemudian dijadikan satu dalam spps maka t hitung ditemukan sebesar 43.622 hasil dari post-test. Post test sendiri telah dibuat peneliti dibagian excel yang sudah dilampirkan peneliti. Kemudian setelah posttest semua telah selesai maka langsung menuju ke spss yang kemudia kita mencari rumus dan mencari hasil t hitung. T tabel 0,685 dari buku Kuantitatif dan Kualitatit yaitu T-Tabel. Perhitungan T tabel yaitu kita menggunakan rumus dari”n(sampel) – 1” yang berarti N = Subyek anak kemudian dikurangi 1 karena kita hanya memberikan 1 perlakuan tanpa eksperimen jadi rumusnya. Ketika melakukan peneliti
menggunakan 1 treatment maka sampel dikurangi 1 sesuai
dengan perlakuan yang diberikan dan diteliti oleh peneliti.