ANALISA KEBUTUHAN MOBIL TANGKI BAHAN BAKU MINYAK MENGGUNAKAN CLUSTER LOGIC TREE (STUDI KASUS : INTEGRATED TERMINAL SURABAYA)

Dalam 3 bulan terakhir Integrated Terminal Surabaya mengalami permasalahan
dimana jumlah permintaan bahan bakar minyak dari Pertashop yang di suplai tidak dapat
dilayani secara 100 persen per harinya. Sehingga hal ini menyebabkan keterlambatan
pengiriman ke Pertashop. Oleh karena itu, proses penyaluran bahan bakar minyak ke
Pertashop menggunakan mobil tangki perlu dihitung kembali kebutuhannya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui jumlah permintaan harian Pertashop, mengidentifikasi
masalah – masalah yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan distribusi bahan bakar
minyak ke Pertashop dan mengetahui kebutuhan mobil tangki dispensing system pada
masa yang akan.
Penelitian ini menggunakan metode Cluster Logic Tree. Perhitungan mobil
tangki dengan menggunakan metode kluster dilakukan dengan cara mengelompokkan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum berdasarkan kabupatennya. (Bakhtiar et al.
2020). Pengelompokan wilayahnya terbagi menjadi 10 Kabupaten terdiri dari Gresik,
Mojokerto, Jombang, Kediri, Nganjuk, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Malang dengan total 112 unit Pertashop menggunakan mobil tangki sebanyak 9 unit dengan kapasitas yang bervariasi yaitu 5 KL, 10 KL dan 16 KL. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan di Integrated Terminal Surabaya didapatkan hasil Daily Objective Thruput (DOT) ke Pertashop adalah sebesar 72,71 KL. Masalah – masalah yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan distribusi bahan bakar minyak ke Pertashop adalah Faktor Peralatan, Faktor Manusia dan Faktor Lingkungan. Jumlah mobil tangki dispensing system ideal yang dibutuhkan sejumlah 5 unit dengan kapasitas angkut sebesar 69 KL, dengan pembagian per kapasitasnya adalah 4 unit dengan kapasitas per unit 16 KL dan 1 unit dengan kapasitas 5 KL.
Kata kunci : Perhitungan Mobil Tanki, Cluster Logic Tree, Distribusi BBM ke Pertashop