UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA NANOEMULGEL HERBAL SPERMISIDA KOMBINASI EKSTRAK N-BUTANOL PEGAGAN (Centella asiatica), EKSTRAK N-BUTANOL LERAK (Sapindus rarak) DAN MINYAK BIJI MIMBA (Azadirachta indica)

Spermisida dapat digunakan untuk membunuh sperma dan sebagai zat antimikroba. Spermisida yang umum digunakan mengandung senyawa nonoxynol-9 yang dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi dan peradangan pada vagina. Pada penelitian ini dibuat spermisida dengan bahan aktif herbal pegagan (Centella asiatica), lerak (Sapindus rarak) dan minyak biji mimba (Azadirachta indica) dalam bentuk nanoemulgel. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh rasio konsentrasi kombinasi ekstrak n-butanol pegagan (Centella asiatica), ekstrak n-butanol lerak (Sapindus rarak) dan minyak biji mimba (Azadirachta indica) terhadap aktivitas zona hambat Candida albicans dan Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang digunakan yaitu pembuatan formulasi nanoemulgel dengan metode Model Response Surface (MRS) dan pengujian aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans dan Staphylococcus aureus. Hasil yang didapatkan yaitu zona hambat Staphylococcus aureus memiliki rentang 4,10 ± 0 mm hingga 8,825 ± 0,275 mm, zona hambat Candida alibicans memiliki rentang 5,10 ± 0 mm hingga 9,05 ± 0 mm. Uji zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus memiliki nilai
p-value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan memiliki pengaruh signifikan terhadap respon zona hambat yang terbentuk. Uji zona hambat pada jamur Candida albicans memiliki nilai p-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak ada pengaruh
signifikan terhadap respon zona hambat yang terbentuk.

Spermicide can be used to kill sperm and as an antimicrobial agent. The spermicides that are commonly used contain nonoxynol-9 compounds, which can cause side effects such as irritation and inflammation of the vagina. In this research,
spermicides were made with active ingredients from Centella asiatica, lerak (Sapindus rarak), and neem seed oil (Azadirachta indica) in the form of nanoemulgels. The study aimed to determine the effect of the concentration ratio of
the combination of Centella asiatica n-butanol extract, Lerak n-butanol extract (Sapindus rarak), and neem seed oil (Azadirachta indica) on the activity of the inhibition zone of Candida albicans and Staphylococcus aureus. The research
method used was the manufacture of nanoemulgel formulations using the Model Response Surface (MRS) method and testing the antimicrobial activity against Candida albicans and Staphylococcus aureus. The results obtained showed that the
inhibition zone for Staphylococcus aureus ranged from 4.10 ± 0 mm to 8.825 ± 0.275 mm, while the inhibition zone for Candida alibicans ranged from 5.10 ± 0 mm to 9.05 ± 0 mm. The inhibition zone test on Staphylococcus aureus bacteria has a p-value < 0.05, so it can be interpreted as having a significant influence on the response of the inhibition zone formed. The inhibition zone test on Candida albicans has a p-value > 0.05, so it can be interpreted that there is no significant effect on the response of the inhibition zone that is formed.