ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMPN 22 SURABAYA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Kata Kunci: berpikir kritis, pemecahan masalah matematika, jenis
kelamin.
Berpikir kritis merupakan suatu aktivitas kognitif yang
berkaitan dengan penalaran siswa. Berpikir kritis menjadi tujuan
pokok dalam suatu pendidikan oleh karena itu siswa diharuskan
untuk berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis adalah usaha siswa
dalam belajar untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang
ada. Dalam memecahkan suatu masalah, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah perbedaan jenis
kelamin tiap siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berpikir kritis
siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari
perbedaan jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari
dua siswa kelas VII SMP Negeri 22 Surabaya. Penelitian ini dimulai
dengan mengelompokkan jenis kelamin siswa yang terdiri dari lakilaki dan perempuan. Kemudian dipilih dua subjek penelitian dari
masing-masing jenis kelamin. Dua subjek penelitian dipilih
berdasarkan konsultasi kepada guru matematika dengan
mempertimbangkan (1) kemampuan matematika siswa yang
cenderung sama, dan (2) kemampuan komunikasi siswa. Setelah
kedua subjek penelitian ditemukan, peneliti memberikan tes
pemecahan masalah matematika (TPM) dan wawancara kepada tiap
subjek. Pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi waktu.
Data hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
(1) Subjek laki-laki dalam memecahkan masalah matematika
menunjukkan berpikir kritis sesuai dengan kriteria berpikir kritis
vi
focus, reason, inference, situation dan clarity pada setiap langkah
pemecahan masalah, tetapi subjek tidak menunjukkan kriteria
overview pada tahap membuat rencana dan memeriksa kembali. (2)
Subjek perempuan dalam memecahkan masalah matematika
menunjukkan kriteria berpikir kritis, tetapi subjek tidak memenuhi
kriteria berpikir kritis overview pada tahap memahami masalah, tidak
memenuhi kriteria berpikir kritis situation pada tahap membuat
rencana. Subjek juga tidak memenuhi kriteria berpikir kritis situation
dan overview pada tahap melaksanakan rencana. Selain itu pada
tahap memeriksa kembali subjek tidak melalui kriteria berpikir kritis
overview.