POTRET PEREMPUAN YANG TERTINDAS DALAM NOVEL PERAWAN REMAJA DALAM CENGKRAMAN MILITER: CATATAN PULAU BURU KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

Mardiana, Eka. 2019. Potret Perempuan Yang Tertindas dalam
Novel Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer:
Catatan Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer.Program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya. Pembimbing: Dr.Agung Pramujiono, M.Pd.
Kata Kunci : Novel,Patriarki,Potret penindasan perempuan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
potret perempuan yang tertindas dalam Novel Perawan Remaja
dalam Cengkraman Militer karya Pramoedya Ananta Toer?”.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana potret
perempuan yang tertindas dalam Novel Perawan Remaja dalam
Cengkraman Militer karya Pramoedya Ananta Toer.
Pendekatan dalam penelitihan ini adalah pendekatan
mimesis. Data dalam penelitian ini berupa kutipan kata, frasa, dan
kalimat yang berkaitan dengan penindasan yang dialami perempuan.
Sumber data dalam penelitihan ini yaitu Novel Perawan Remaja
dalam Cengkeraman Militer karya Pramoedya Ananta Toer yang
diterbitkan tahun 2016 dengan jumlah 248 halaman diterbitkan oleh
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa potret
perempuan yang tertindas dalam Novel Perawan Remaja dalam
Cengkeraman Militer karya Pramoedya Ananta Toer yaitu (1)
Marginalisasi ditunjukkan oleh adanya tokoh perempuan yang
mengalami diskriminasi dalam rumah tangga.Perempuan hanya
dianggap sebagai harta dan tidak boleh berpendapat dalam
menentukan atauran dalam rumah tangga, (2) Kekerasan dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya kekerasan yang dialami oleh perempuan sebagai istri.Seorang istri akan mendapatkan pukulan dan juga tamparan jika mereka tidak mematuhi perintah suami,(3) Stereotipe yang dialami oleh perempuan dapat ditunjukkan dengan adanya tokoh perempuan yang hanya dianggap sebagai objek seksual dan menjadi korban seksual.