Putri, Eka Nur Indah Sari Sartono (2023) PENGARUH KONSENTRASI BAP DAN NAA SERTA JUMLAH SUBKULTUR TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS TANAMAN SENTE VARIGATA (ALOCASIA MACRORRHIZA). Skripsi thesis, Universitas PGRi Adi Buana.
1. HALAMAN DEPAN.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (833kB)
2. ABSTRAK.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (478kB)
3. BAB I.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (367kB)
4. DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (453kB)
5. LAMPIRAN.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution No Derivatives.
Download (727kB)
Abstract
Memelihara dan merawat tanaman hias merupakan salah satu hobi yang diminati oleh masyarakat. Salah satunya yaitu tanaman sente varigata (Alocasia macrorrhiza) karena keindahan dari daunnya yang berwarna kombinasi putih dan hijau. Selama ini tanaman sente varigata didapatkan langsung dari hutan dan belum ada usaha budidaya dari para petani bunga. Hal ini mengakibatkan permintaan pasar lokal akan Alocasia tidak terpenuhi secara maksimal, untuk memenuhi kebutuhan bibit tanaman dengan jumlah banyak dalam waktu yang singkat adalah dengan metode perbanyakan secara in vitro (teknik kultur jaringan). Multiplikasi tunas pada kultur jaringan membutuhkan keberadaan hormon (Zat Pengatur Tumbuh) sitokinin (BAP) dan auksin (NAA). Selain dipengaruhi oleh faktor hormonal, kemampuan tunas bermultiplikasi juga dipengaruhi oleh jumlah subkultur. Tujuan dari penelitian ini adalah memberi informasi pada peneliti atau pengusaha benih tanaman terkait prosedur multiplikasi tunas sente varigata secara hormonal dan melalui prosedur subkulur sehingga tahapan multiplikasi menjadi lebih efektif dan efisien. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan dilakukan selama 4 bulan dengan 2 tahap penelitian. Kedua tahapan tersebut menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan masing-masing tahap mempunyai satu faktor. Analisis data menggunakan Analisis Of Variant (ANOVA) dengan taraf signifikan (α = 0,05) dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi BAP dan NAA serta jumlah subkultur berpengaruh signifikan pada multiplikasi tunas. Konsentrasi hormon terbaik untuk multiplikasi tunas diperoleh pada kombinasi BAP 5 dan NAA 0,5 mgL^(-1) serta jumlah subku;tur terbaik pada perlakuan subkultur ke-2 (tiga bulan setelah kultur).
Maintaining and caring for ornamental plants is one of the hobbies that people are interested in. One of them is the sente varigata plant (Alocasia macrorrhiza) because of the beauty of its leaves which are a combination of white and green. So far, sente varigata plants have been obtained directly from the forest and there has been no cultivation by flower growers. This resulted in local market demand for Alocasia not being met optimally. To meet the demand for plant seeds in large quantities in a short time, in vitro propagation methods (tissue culture techniques) are used. Shoot propagation in tissue culture requires the presence of hormones (growth regulators) cytokinins (BAP) and auxin (NAA). Besides being influenced by hormonal factors, the ability of shoot propagation is also influenced by the number of subcultures. The purpose of this research is to provide information to researchers or plant seed entrepreneurs regarding the procedure for propagating sente varigata shoots hormonally and through subculture procedures so that the propagation stages become more effective and efficient. This research is an experimental research and was conducted for 4 months with 2 stages of research. Both stages used a Completely Randomized Design (CRD) with each stage having one factor. Data analysis used Analysis Of Variant (ANOVA) with a significant level (α = 0.05) followed by the Tukey test. The results showed that the combination of BAP and NAA and the number of subcultures had a significant effect on shoot multiplication. The best hormone concentration for shoot multiplication was obtained from the combination of BAP 5 and NAA 0.5 mgL^(-1) and the best number of subcultures was obtained from the 2nd subculture treatment (three months after culture).
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) Q Science > Q Science (General) Q Science > QH Natural history > QH301 Biology Q Science > QK Botany S Agriculture > SB Plant culture |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi (FST) > Biologi |
Depositing User: | Eka Nur Indah Sari |
Date Deposited: | 01 Jul 2024 05:02 |
Last Modified: | 01 Jul 2024 05:02 |
URI: | https://repository.unipasby.ac.id/id/eprint/4818 |