Pemanfatan film the magic scool bus sebagai media pembelajaran IPA ekosistem untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V Tema 5 Subtema 2 PB 5 SDN Sedati Gede 2 Sidoarjo

Beberapa proses pembelajaran membutuhkan media pembelajaran untuk
mempermudah kinerja guru dan mempermudah siswa untuk memahami materi
tersebut. . Media film animasi merupakan media audio-visual berupa rangkaian
gambar tak hidup yang berurutan pada frame dan diproyeksikan secara mekanis
elektrinis sehingga tampak hidup pada layar. Film the magic school bus adalah
film beranimasi 3 dimensi berasal dari amerika yang bertemakan science, mulai
dari ekosistem, rantai makanan, peredaran darah, pencernaan ataupun fotosintesis
tumbuhan.
Dalam penelitian tersebut diharapkan dapat menambah wawasan dan
media beredukasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Hasil belajar adalah
prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan media pembelajaran
film the magic school bus diSDN Sedati Gede 2 Sidoarjo.
penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
model Kurt Lewin yang meliputi langkah-langkah perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. 1).
Hasil penelitian menunjukkan Aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran
dengan media pembelajaran film the magic school bus pada materi ekosistem dan
rantai makanan untuk setiap siklusnya berada pada kategori baik. Yaitu pada
siklus I dengan hasil prosentase 71,1% dan pada siklus II mencapai 86,5%.
2).Aktivitas dalam mengelola pembelajaran dengan media film the magic school
bus materi ekosistem untuk disetiap siklusnya berada pada kategori efektif. Pada
siklus I hasil prosentase mencapai 61,5% dan siklus II mencapai hasil prosentase
82,6%. 3).Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA setelah menggunakan film the magic school bus sebagai media pembelajaran mengalami peningkatan yang sangat baik. Pada siklus I nilai prosentase yang diperoleh 76,3% dan pada siklus II nilai prosentase mencapai 86,8%. Kelemahan dari media tersebut masin menggunakan bahasa inggris sehingga siswa tidak dapat memahami makna film
dengan materi yang bersangkutan sehingga guru harus menerjemahkan dan menjelaskan alur film dengan materi IPA yang bersangkutan.