Analisis Literasi Matematika Siswa Kelas Iv Sdn Menanggal 601 Surabaya Ditinjau Dari Gaya Kognitif

Literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk
memecahkan masalah kontekstual melalui penerapan
matematika,pentingnya literasi matematika diterapkan agar siswa
dapat menggunakan penguasaan konsep matematika untuk
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) Untuk mengetahui kemampuan literasi matematika siswa
kelas IV SDN Menanggal 601 Surabaya dengan gaya kognitif field
independent (FI), (2) Untuk mengetahui kemampuan literasi
matematika siswa kelas IV SDN Menanggal 601 Surabaya dengan
gaya kognitif field dependent (FD).
Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Subjek pada penelitian ini adalah
empat orang siswa yang dipilih secara acak berdasarkan kriteria dan
didapatkan dua siswa dengan gaya kognitif (FI) dan dua siswa
dengan gaya kognitif (FD) yang merupakan siswa kelas IV- A di
SDN Menanggal 601 Surabaya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah pengisian angket, pemberian tes soal literasi
matematika materi pecahan dan wawancara. Teknik analisis yang
digunakan adalah mengolah data, melakukan proses coding dan
memaknai data. Untuk memeriksa keabsahan data peneliti
melakukan uji triangulasi penyidik dan teknik.
Hasil penelitian yang didapatkan (1)Siswa dengan gaya kognitif
field independent lebih analitis dengan menuliskan rumusan dan
simpulan jawaban yang didapat dengan menuliskan hal –hal yang
diketahui dan ditanyakan dari soal dan menjelaskan dengan jelas dengan menjawab pertanyaan dari peneliti. SFI1 dan SFI2 semua
indikator pada level 1, level 2, dan level 4, pada level 3 SFI1
memenuhi tiga indikator dan SFI2 hanya memenuhi indikator
pertama saja, dan pada level 5 SFI1 dan SFI2 memenuhi indikator
pertama saja.(2)Pada indikator merumuskan dan menyimpulkan
siswa degan gaya kognitif field dependent hanya merumuskan dan menyimpulkan jika peneliti menanyakan tentang indikator tersebut. SFD1 dan SFD2 memenuhi semuda indikator pada level 2 dan level 4, pada level 1 SFD2 memenuhi semua indikator sedangkan SFD1
hanya memenuhi indikator pertama. Pada level 3 SFD1 memenuhi
semua indikator sedangkan SFD2 hanya memenuhi indikator
pertama, dan pada level 5 SFD1 hanya memenuhi indikator pertama saja sedangkan SFD2 mengosongkan jawaban dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari peneliti.