PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS SURABAYA BUS SEBAGAI MODA TRANSPORTASI PUBLIK (STUDI KASUS: RUTE TRAYEK PURABAYA – TANJUNG PERAK)

M. Jawahirul Mubarroq, 2023 Persepsi Masyarakat Terhadap Efektivitas Surabaya Bus Sebagai Moda Transportasi Publik (Studi Kasus: Rute Trayek Purabaya – Tanjung Perak), Skripsi Tugas Akhir, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Dosen Pembimbing : Siti Nuurlaily Rukmana, ST., MT.

Persepsi Masyarakat Terhadap Efektivitas Surabaya Bus Sebagai Moda Transportasi Publik sangat perlu diperhatikan sebagai tolak ukur tingkat keefektivitasan Surabaya Bus sebagai transportasi publik di Kota Surabaya. Penelitian ini bertujuan yang pertama untuk menganalisis tingkat keefektivitasan Surabaya Bus, kedua untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap efektivitas Surabaya Bus Sebagai Moda Trnasportasi Publik sehingga dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi guna memperbaiki kekurangan dari pelayanan dan fasilitas Surabaya Bus. Variabel yang digunakan mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No 27 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan meliputi kemudahan, kapasitas operasi, frekuensi, waktu tempuh, dan kecepatan operasi. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi. Analisis tingkat keefektivitasan menggunakan analisis persentase dan analisis persepsi masyarakat menggunakan Servqual Fuzzy yaitu suatu himpunan yang membandingkan antara nilai efektif dan harapan sehingga muncul nilai gap yang dapat dihitung menggunakan rumus defuzifikasi, apabila semakin tinggi nilai gap maka peran Surabaya Bus sebagai transportasi publik dinyatakan memuaskan dan efektif pada pelayanan terhadap masyarakat. Hasil penelitian ini yang pertama menunjukkan bahwa tingkat keefektivitasan Surabaya Bus sebesar 88,3% yang termasuk kategori sangat efektif, dan yang kedua analisis persepsi masyarakat terhadap efektivitas Surabaya Bus menunjukkan bahwa terdapat 3 indikator keefektivitasan yang dinilai belum efektif yakni indikator daya tampung halte, waktu tunggu dan ketersediaan integrasi jaringan trayek pengumpan.